Dia Kakakku


Aku mempunyai seorang kakak, Namanya Herbandugo, biasa di panggil Bandu. Dia anak pertama dari lima bersaudara. Di keluarga, dia adalah anak yang paling cerdas, selalu nangkring diposisi tiga besar tiap ulangan semester, paling tampan parasnya, dan paling pandai merawat diri. 

Aku sangat bangga memiliki kakak seperti Mas Bandu, karena dia kakak yang paling dekat denganku. Aku sering menyebutnya seorang sastrawan karena tulisan-tulisannya begitu indah, goresan penanya menjadi gambar yang mempesona. Berbagai kelebihan yang ia miliki itu membuat banyak orang memuji dan menyayanginya.

Namun runtutan kejadian membuatnya berubah total. Berawal dari tidak diterimanya Mas Bandu di UGM dengan selisih nilai yang sangat kecil, padahal UGM adalah kampus yang dia inginkan sejak dulu. Ditambah kejadian preman salah sasaran tak berselang lama dari pengumuman penerimaan mahasiswa baru, masih di kota yang sama, Yogyakarta.

Suatu malam kakak dan sepupu keluar membeli madu, tiba-tiba dijalan mereka dikeroyok preman, kakak berhasil melarikan diri, ia terus berlari hingga akhirnya melompat ke sungai agar terlepas dari kejaran preman-preman itu. Tangan kirinya teratuk batu dan menyebabkan patah tulang. Kejadian itu membuat tangan kirinya sedikit bengkok.

Sejak itulah Mas Bandu mulai berubah. Proses berubahnya pun bertahap, mulai dari sering melamun sambil sambil senyum-senyum sendiri, mulai jarang mengobrol dengan keluarga, hingga pada tahap penampilannya berubah seperti preman, memakai gelang besi bertumpuk, kalung rantai yang tidak hanya satu, cincin dengan batu permata imitasi yang besar, membiarkan rambut ikalnya terurai panjang, dan suka nongkrong di terminal, orang-orang sekitar bahkan sudah menganggap kakakku gila.

"Ndu, kamu senang dengan penampilanmu seperti ini?" berkali-kali ibu menanyakan hal ini. Namun hanya dijawab dengan sebuah senyuman dan anggukan, lalu ia melangkah pergi.

"Ngga malu dianggap orang gila...?"

"Engga..." jawabnya singkat sambil tersenyum dan memainkan rambut panjangnya yang ikal. Berbagai nasehat yang orangtua sampaikan, seolah menjadi angin lalu, tak sedikitpun didengar.

"Ndu, kamu sekarang inginnya ngapaian...? Mau kuliah atau mau kerja...?" Ibu selalu berusaha mengajak Mas Bandu ngobrol, paling engga Beliau bisa tau apa yang dirasakan kakak pertamaku ini, namun tak pernah mendapatkan jawaban.


***


Seiring berjalannya waktu, penampilannya kembali seperti semula, kami fikir semua itu sudah berakhir. Tapi ternyata, perubahannya itu adalah titik awal munculnya berbagai peristiwa yang mengerikan. Akal sehatnya seolah menghilang.

Saat itu kondisi ekonomi keluarga sedang surut, untuk memenuhi kebutuhan sehari-haripun butuh perjuangan ekstra. Tapi apa yang kakak pertamaku lakukan, ia sobek tiga lembar uang seratus ribu menjadi butiran kecil yang tak mungkin bisa disatukan, ia sebar serpihan uang itu di kamar mandi.

"Ndu, itu kenapa uangnya disobek-sobek...? Kan kamu tahu kalau Ibu sedang tidak memegang uang. Nanti kamu makannya gimana...?"

Bukannya menjawab pertanyaan Ibu, Mas Bandu malah melotot, wajahnya memerah seperti orang menahan amarah. Lalu pergi begitu saja.

Mas Bandu semakin sering mengamuk. Setiap apa yang menjadi kemauannya tidak terlaksana, ia marah dan membanting apapun yang ada disekitarnya, tak peduli meskipun itu perabot penting, atau dia memukul tiang-tiang penyangga dengan kedua tangannya. Suatu ketika saat marah di dapur, ia membanting termos dan juga kompor gas, sehingga berhari-hari, memasaknya menggunakan kayu bakar.
Dan dia akan menceracau penuh makian ketika Ibu atau siapapun membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an.

"Diam woy...!!! Berisik...!!!" teriaknya sambil menendang-nendang pintu kamar. Ia seperti cacing kepanasan saat mendengar kalam-Nya dibacakan.
Berbagai ikhtiar sudah dilakukan, membawa kakakku ke Ruqyah Center, karena saat itu keluarga kami belum mengetahui apa yang diderita kakak pertamaku ini. Kami kira dia hanya kerasukan, memang benar ketika di ruqyah reaksinya sangat mengerikan, dan membuat terapisnya kewalahan.

Dan setelah beberapa kali di ruqyah pun tidak ada perkembangan, kondisinya semakin memburuk. Hingga akhirnya kakakku diungsikan ke desa Bapak. Kondisinya masih tetap sama, ketika mengamuk ia hantam pepohonan, entah sekuat apa tangannya. Karena dia tidak pernah peduli dengan luka dan darah di tangannya.

Bagaimana perasaan kami saat itu...???

Campur aduk. Namun Ibu selalu bisa menguatkan kami. Tak sedikitpun Beliau menampakkan wajah lelah, Beliau tetap kuat dengan semangat yang membara, meskipun berbagai cacian didengarnya. Beliau jarang berkata-kata, namun aura keikhlasan yang memancar dari wajahnya itulah yang membuat kami kuat.

Suatu hari aku pulang bermain sambil menangis, ada tetangga yang menyindir keluargaku habis-habisan. Dia bilang, kalau ada satu yang gila di keluarganya, biasanya yang lain pun sama. Entah dia serius atau sekedar bercanda, namun kata-katanya benar-benar menyakitkan. Saat itu Ibu hanya memeluk, mencoba menenangkanku.

"Semua ini Ujian dari Allah. Pasti ada hikmah yang sangat besar yang belum kita temukan. Allah tau keluarga kita mampu menghadapi semua ini, karena Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya. Kita ini keluarga pilihan. Jangan hiraukan omongan orang lain, dengarkan saja, tak perlu diambil hati. Tak perlu malu, karena bagaimanapun Mas Bandu, adalah bagian dari keluarga kita." nasehat Ibu ketika kami semua berkumpul. "Doakan Bapak dan Ibu, agar segera menemukan solusi untuk Mas Bandu."


***


Hingga suatu ketika, Allah mulai menunjukkan jalan-Nya. Ibu dipertemukan dengan seorang psikiater, setelah ngobrol panjang lebar, keluarlah diagnosa jika kakakku menderita Skizofernia. Akhirnya kakak kembali dibawa pulang, dan dimulailah pengobatan. Setahun pertama belum terlihat perubahan yang signifikan, masih suka mengamuk, membanting benda-benda di sekitarnya, dll. Waktunya dihabiskan untuk tidur, mungkin itu efek obat.

Sedikit demi sedikit dosis mulai dinaikkan, perubahan mulai terlihat. Kakakku semakin jarang mengamuk, mulai menunaikan solat 5 waktu, meski harus diingatkan, sudah mulai mau ke masjid ketika shalat Jum'at, mulai berpuasa Ramadhan meski berkali-kali membuka lemari mencari makanan, dan bisa berbaur dengan keluarga ketika momentum Lebaran. Meski hanya sebentar, dan menghabiskan waktu lainnya untuk tidur.

"Alhamdulillah, kalian sudah bisa merasakan pertolongan Allah kan? Semakin hari kondisi Mas Bandu semakin membaik. Banyak sekali pelajaran yang Ibu dapatkan selama mendampingi Mas Bandu. Ibu mendapatkan banyak ilmu baru, dipertemukan dengan para ahlinya, dengan pasien-pasien yang menderita Skizofernia, juga keluarga yang mendampinginya. Ibu tidak harus kuliah untuk mendapatkan ilmu yang sangat berharga ini. Sungguh, skenario yang Allah susun untuk keluarga kita sangatlah indah." bulir air mengalir dari pelupuk matanya. Bukan air mata kesedihan, tetapi air mata penuh syukur. "Tidak ada kejadian yang buruk, jika kita bisa menyikapinya. Setiap ujian bisa menggugurkan dosa atau sebagai peningkat derajat kita di Sisi Allah.."

Aku menemukan sosok Ibu yang baru, seorang ibu yang nasehatnya merasuk dalam kalbu. Seorang ibu yang ketika dipandang menenangkan hati, meski usianya semakin menua. Semoga semua ini tanda-tanda dari Allah, bahwa Allah memuliakan Beliau. aamiin

Babak baru dimulai, kakak sudah sangat jarang mengamuk, bahkan hampir tidak pernah. Banyak sekali kemajuan yang diperlihatkan. Apalagi sejak Ibu membuka bisnis kue tradisional di rumah, kakakku turut berperan aktif di dalamnya. Dia yang mengantar kue ke toko-toko, dia yang berbelanja, dan dia juga membantu proses pengemasan. Memang, kesadarannya belum muncul, semua itu masih sesuai dengan permintaan Bapak/Ibu.

Hari demi hari semakin tampak perubahannya. Mulai muncul kepekaan untuk membantu menyapu halaman, mencuci piring, menimba air, dll. Mas Bandu juga mulai mau menghafal Al-Qur'an dan menyimak materi kajian yang ibu sampaikan setiap selesai shalat Maghrib sampai Isya, mulai mau berkomunikasi dengan keluarga, mulai bisa bercanda.

Alhamdulillah, sekarang menghafal Juz 29. Perjuangan Ibu selama kurang lebih 14 tahun mulai membuahkan hasil. Meski diwaktu tertentu halusinasinya masih muncul, namun tidak sesering dulu, dan ia bisa meredamnya sendiri, dengan bantuan ibu tentunya.

"Bu, kalau aku jualan gimana yaa...?" tanyanya suatu hari. "Tapi aku ngga punya modal."

Ibu bahagia sekali mendengarnya, satu demi satu inisiatifnya mulai muncul. "Mau jualan apa? Ya memang saat ini kita belum punya modal, tapi kita kan punya Allah, minta sama Allah biar dimudahkan rezekinya."


***


Akhirnya Ibu dan Mas Bandu membuka toko kecil di rumah saudara yang kebetulan letaknya di sebelah SMP. Di sana dijual berbagai macam aksesoris dan peralatan sekolah, alhamdulillah banyak yang membantu sehingga Ibu dan Mas Bandu bisa membuka toko ini.

"Bu, kok sepi yaa...?" tanyanya karena sejak buka belum juga ada yang membeli. Padahal sudah seminggu. Karena di pelosok desa, daya beli masyarakat juga rendah, banyak toko yang buka pun sama, sepi.

"Orang-orang belum tau Ndu apa yang kita jual, kamu ada ide apa, untuk menarik orang agar mau datang ke warung?" tanya Ibu mencoba memancing pola pikir Mas Bandu.

"Ngga tau." katanya sambil tertawa. "Kan sudah lama ngga belajar."

Ibu tersenyum mendengar jawaban Mas Bandu, sudah lama tidak ada obrolan seperti ini. "Tugas kita hanya menyempurnakan ikhtiar, Ndu. Rezeki udah diatur sama Allah. Kalau ngga laku pun sudah bernilai ibadah asal ikhlas."

Mas Bandu mendapat tugas mencatat tiap ada barang yang laku terjual. Namun tetap saja, untuk berdagang sendiri masih belum PD, masih butuh pendampingan dari Ibu.

"Tu dek Alfi udah mau nikah, kamu mau ngga ibu carikan jodoh...?" goda Ibu sehari menjelang pernikahanku, saat itu kami semua berkumpul di Bandung.

"Engga..." katanya sambil tertawa. "Ngga ada yang mau sama saya."

"Siapa bilang, nanti kalau udah waktunya ketemu, pasti Allah pertemukan, dengan seorang wanita yang bisa menerima kamu sepenuhnya. Minta sama Allah biar disegerakan." Dan Mas Bandu hanya tersenyum.


***


Sampai sekarang, proses pengobatan masih terus berjalan, sebulan sekali Ibu mendampingi kakak berobat ke Cilacap. Pergi pagi pulang sore dengan biaya yang tidak sedikit sudah menjadi rutinitas setiap awal bulan.

Di penghujung tahun 2017, ada acara keluarga di Lampung. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Ibu, ini adalah momentum untuk membangkitkan semangat Mas Bandu, memancing inisiatifnya agar semakin banyak yang muncul. Suatu sore ibu mengajak Mas Bandu berjalan menyusuri pantai, hanya berdua.

"Apa yang kamu rasakan, Ndu?"

"Biasa saja Bu." jawabnya saat itu. Tapi ibu terus memancing dengan berbagai cerita, dengan berbagai kisah, dengan harapan Mas Bandu mulai bisa merasakan lingkungannya.

"Masya Allah, ternyata indah yaa Bu. Sejuk..." hingga akhirnya kata-kata itu terlantun dari mulut Mas Bandu. Ia mulai rileks, menikmati desiran angin pantai, meresapi suara deburan ombak menghantam batu karang. "Nanti mau bikin puisi lagi." katanya sambil tersenyum.

Ahhh... betapa berbunga-bunganya hati Ibu saat itu. Bagi orang biasa kejadian seperti ini adalah hal sepele. Namun bagi penderita skizofrenia, ini adalah perkembangan yang luar biasa. Sisi positivnya mulai muncul kembali. Ibu yang bertahun-tahun mendampingi Mas Bandu, memantau perkembangannya, sangat-sangat bersyukur dengan adanya momentum ini.


***

Rasulullah Idolaku

Masya Allah,,,
Udah lama ngga ngeblog,,,
Huhuhu padahal banyak yang ingin dibagikan,,,
Semoga siapapun yang membacanya bisa mengambil hikmah yaa😍

Tiga minggu yang lalu ikut kajian Istri Santri Karya,
Sebelum dimulai ada games gitu tentang Rasulullah SAW,,,
Tet tot,,,
Ternyata ngga mudah, padahal gamesnya gampang,
Menyambungkan kata tapi tentang Rasulullah SAW,
Tapi kita banyak loadingnya,,,
Huhuhuhu,,,

Kadang,,,
Kita meminta anak mentauladani Rasulullah SAW,,
Tapi sudah sejauh mana orangtua mengenalkan Rasulullah,
Apa keistimewaannya,,
Orang-orang terdekatnya,,
Keutamaan-keutamaannya,,
Sifat-sifatnya,,
Dll,

Pertanyaan yang bagi BunZa jleb banget adalah,,,
"Bagaimana anak mau mencontoh Rasulullah jika mengenalpun tidak...?"
Siapa yang bertugas mengenalkan Rasulullah...?
Yaaa orangtuanya,,,
Terutama Ibunya yang setiap hari membersamainya,,
😭😭😭

Pulang kajian teh mikir,,,
Gimana caranya biar semangat belajar siroh...?
Kalau langsung baca buku yang tebal gitu kurang semangat,,,
Paling tidak ada batu loncatan yang membuat suka belajar siroh.
Insya Allah kalau udah suka,
Pasti ingin belajar lebih banyak.

Alhamdulillah,,,
Allah memberikan kemudahan,,,
Syariatnya lewat Smart Hafiz,,
BunZa jadi senang belajar siroh,,
Isinya lengkap pisan,,
Mulai dari sejarah negeri Arab, asal-usul Rasulullah,
Hingga Rasulullah wafat.
Dan penyampaiannya juga asyik,,
Mudah dipahami pula...

Dari audionya udah dapet nih,
Sekarang nyari visualnya,,,
Pokoknya nyari caranya dulu biar bisa asyik belajar Siroh.
Karena sekarang ngga sendiri belajarnya,,
Tapi bareng anak gadis,
Jadi sambil nyari metode yang tepat dan menyenangkan.

Zaza & Buku Little Abid
Terinspirasi dari Buku Little Abid yang berjudul Rasulullah Idolaku,
Disitu diceritakan ketika Kak Hakim pulang sekolah,
Ia membawa kartu,
Setiap kartu berisi tentang sifat-sifat Rasulullah,
Yang mengambil kartunya harus menjabarkan sifat Rasulullah yang tertulis di kartu itu.
Kannn seru😍

Akhirnya BunZa nyari juga deh,,
Dan ketemu sama Kwartet Siroh Nabi,
Bunza beli yang seri tokoh dan peristiwa,
Waaaa,,,
Ternyata,,,
Belajar pakai kwartet ini jadi makin menyenangkan😇
Banyak pengetahuan baru yang didapat.

Kwartet Siroh Nabi
Jadi 1 box kwartet berisi 100 lembar,
Setiap tema terdiri dari 4 kartu,
Artinya, dalam 1 box ada 25 tema.
Kwartetnya bisa buat main lhoo,,,
Tapi karena Zaza belum bisa maininnya,,
Yaa udah dibacain sama Bundanya aja penjelasan di dalam kartunya.

Hayuu ah Bu'ibu,,,
Kenalkan Rasulullah sedini mungkin,
Sedetail mungkin,
Supaya Rasulullahlah yang menjadi idola anak-anak kita,,,
Belajar aja bareng-bareng,,,
Semoga dengan ikhtiar kecil ini bisa menjadi jalan untuk bertetangga dengan Rasulullah di surga nanti,
Aamiin.

The Power of Niat

"Buku dan mainannya mahal-mahal ya, Mbak! HANYA kalangan tertentu aja ya yang bisa beli.."
Iya buu.. Betul banget.. HANYA kalangan tertentu aja yang bisa beli buku dan mainan yang mahal-mahal ini.. Siapa aja mereka..?

HANYA yang punya NIAT..

"Loh, kok gitu, Mbak! Kalo udah niat tapi gak ada uangnya gimana..?"
Hihi.. Saya juga kalo harus ngeluarin uang berjuta-juta sekaligus gak ada buuuu uangnya.. Apalagi kerjaannya di rumah doank jadi IRT.. Tiap bulan yang dipegang hanya uang belanja doank..
Tapi ada pilihan yang sangat membantu dan meringankan, kok.. Kan bisa ARISAN.. Nanti barang akan dikirim kepada pemenang setiap bulan.. Semua kalangan bisa ikutan, loh.. 😊

"Duh, saya gak suka arisan.. Jadi seperti berhutang.."
Ya gapapa.. Kalo gitu ikut program MENABUNG aja..  Bedanya dengan arisan, barang akan dikirimkan setelah tabungannya cukup.. Tapi tetap ada batasan waktunya..
"Yah, dibatasin ya waktunya..? Saya takut gak terkumpul tabungannya sesuai periode yang ditentukan.."

Yoweiss.. Gabung jadi reseller aja, yuk! 😊.. Insya Allah, uang belanja aman, bebas dari hutang, jadi Ibu bisa bayar dari komisinya.. Banyak, kok, ibu bekerja dan IRT yang join jadi reseller.. Alhamdulillah mereka bisa jalaninnya.. Karena waktunya fleksible banget..

"Emm.. tapi.. nganuu.."
Yoweisss.. Saran saya, Ibu kumpulkan NIATnya aja dulu ya, Buuuu.. Soalnya, SOLUSInya udah banyak, nih.. Tinggal pilih mau yang mana.. Tapi akan jadi percuma kalo niatnya gak ada sama sekali.. 😄😊
Sekian, dan terima THR 😁

Tentang Rutinitas Zaza

Tidurnya ngga nyenyak, bentar-bentar bangun.
Ohh iyaa Bubun inget, Zaza seharian ini belum dibacain buku.
.
Ehhh udah dibacain buku, dan dilengkapi kebiasaan, langsung nyenyak.😍😍
.
Ada beberapa rutinitas yang dibiasakan sejak Zaza berumur seminggu, salah satunya membacakan buku sebelum tidur.
.
Alhamdulillah sampai hari ini belum pernah bolong, karena Zaza selalu ngingetin Bundanya kalau ada rutinitas yang terlewat.❤❤
.
Masya Allah wa Tabarakallah Zaza,,,
Jadi anak yang sholehah yaa Nak, jadi generasi pembelajar, yang menjadikan membaca sebagai kebutuhan dan juga hiburan.
.
.
Dulu ketika hamil Zaza, pernah ngobrol dengan seorang Ibu, beliau menyarankan untuk membacakan buku sedini mungkin. Sejak saat itu Bubun jadi semangat nyari referensi sana-sini, apa manfaatnya mengenalkan buku pada anak sedini mungkin.
.
Ternyata memang manfaatnya luar biasa, karena Rasulullah pun mengajarkan kepada kita untuk rajin membaca, para ilmuwan muslim juga tingkat membacanya sangat tinggi.
.
Ditambah beberapa kali ikut kulwap yang makin menguatkan untuk investasi buku-buku berkualitas. Memang butuh perjuangan ekstra, tapi ketika nekat, pertolongan Allah begitu dekat.
.
Little Abid
Salah satunya bisa punya buku Little Abid ini pure dari komisi, Insya Allah akhir bulan buku ini mendarat.😍😍
.
Jadi jangan pernah ragu untuk investasi leher ke atas.
Niatkan untuk bersedekah, Insya Allah menjadi amal jariyah❤❤❤
Kajian Asmaul Husna

Kajian Asmaul Husna

*Kajian Ma'rifatullah*
👳 K.H Abdullah Gymnastiar
🕌 Masjid Daarut Tauhiid
📅 Kamis, 18 Januari 2018
🌹 Al-Witr (Allah yang Maha Ganjil)

*Apabila kita yakin bahwa Allah menyaksikan apapun yang kita kerjakan, maka :*
1. Kita akan sulit berbuat maksiat
2. Kita akan ikhlas melakukan apapun

"Allah memiliki 99 Nama, seratus kurang satu dan tidak ada seorang pun yang menghafalkannya melainkan ia masuk surga. Dialah Allah yang maha Witir dan menyukai ke-Ganjilan." (H.R Bukhori & Muslim)

Yakinlah Allah yang memberikan takdir terbaik dan Allah memberikan perantara agar takdir kita itu terjadi. Sertakan Allah dalam segala hal.

Yakinlah bahwa diri kita ini ciptaan Allah sepenuhnya karena tidak ada yang membentuk diri ini kecuali Allah. Dan janganlah kita membuat diri ini sibuk dengan urusan orang lain tapi sibuklah untuk mensyukuri ketetapan Allah karena garis Takdir kita berbeda dengan orang lain dan Allah sudah menentukannya.

Otak (Kepintaran) kita pun berbeda-beda dan Allah menilai, ada orang yang diberikan kemudahan dalam menghafal ada juga yang diberikan ujian dengan kesusahan dan itu semua tergantung niatnya.

*Minder itu karena kita tidak ingat Allah dan kita lebih sebik dengan memperhatikan orang lain. Bagusnya apabila memiliki kelebihan jangan ujub dan apabila memiliki kekurangan jangan minder karena bisa jadi itu adalah perlindungan dari Allah.*

*Kapanpun Allah melakukan sesuatu pada tubuh ini kita harus siap, karena tugas kita untuk merawatnya tapi sejatinya Allah yang memiliki tubuh kita.*

Allah menciptakan buah-buahan dengan rasa yang berbeda tapi memiliki sumber air yang sama maka tugas kita bersyukur karena itu salah satu kebesaran Allah, pun kalau kita tidak bersyukur maka apa bedanya kita dengan hewan? ; Rugi sekali apabila kita memakannya tapi tidak ingat kepada Allah yang menciptakannya.

Allah yang Maha Esa yang menciptakan segala yang ada di bumi dan tidak ada yang sia-sia. *Maka paling nikmat dalam hidup ini adalah mengagumi Allah melalui ciptaanNya.*

*Q.S An-Nahl : 72 -74*

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (72)
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ (73)
فَلَا تَضْرِبُوا لِلَّهِ الْأَمْثَالَ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (74)

"Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?" . Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).
Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

*Kita semua mahluk yang tidak bisa membawa manfaat dan tidak pula membawa madharat kecuali dengan izin Allah.*

*Tugas kita sehari-hari seharusnya adalah Kagum dengan Karunia Allah dan mensyukuri karunia tersebut.*

*An-Nahl 65 - 72*
وَاللَّهُ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (65)
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۖ نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ (66)
وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (67)
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (68)
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (69)
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (70)
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ ۚ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَىٰ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ ۚ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (71)
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (72)

Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?. Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?.

*Dengan adanya Ayat Al-Qur'an diatas harusnya semakin membuat kita yakin kepada Allah yang sudah menciptakan diri kita lengkap dengan memenuhi semua kebutuhan kita.*

Tautkanlah hati kita hanya kepada Allah maka Allah akan memberikan ilham dan hidayah kepada kita. *INGATLAH ALLAH DALAM SETIAP AKTIFITAS.*

*Kita mati karena Allah yang mewafatkan kita dan memberikan izin untuk mewafatkan kita dengan berbagai syariat yang Allah berikan.*

*MASALAH TERBESAR DALAM HIDUP KITA ADALAH KURANG INGAT KEPADA ALLAH. APAPUN YANG KITA LIHAT DAN KITA DENGAR MAKA SAMBUNGKANLAH KEPADA ALLAH.*

        *Dzikirlah sebanyak-banyaknya niscaya engkau akan beruntung.*

Wallahua'lam bish showwab,
E.A

Skincare Harian Untuk Bumil ala Alfia

Sebenarnya, rajin skincarean itu sejak memasuki trimester kedua, itu juga setelah mengumpulkan berbagai referensi, nanya ke bidan, ke spog, ke temen-temen di group, hingga akhirnya Learning Mama mengadakan group "Skincare", group inilah yang menjadi jalan aku dapet banyak ilmu baru tentang dunia perawatan kulit wajah. Apalagi di group banyak suhu-suhu berpengalaman dengan wajah-wajah glowing, bikin tambah semangat untuk menjaga. Toh tujuan skincare bukan hanya untuk glowing aja, namun jangka panjang.

Belajar di group juga mulai dari nol, dari step by stepnya, fungsi dan manfaat masing-masing produk, dan ternyata selama ini, aku bukan merawat kulit wajah tapi malah merusaknya, yaa itu karena ngga paham ilmunya. Makai ini itu tanpa paham urutan pemakaiannya, ngga tau kalau make produk ini harus didampingi dengan produk itu, makannya meskipun dirawat juga hasilnya engga kelihatan, yang ada semakin kusam dan jadi bermasalah.

Btw, produk yang harus dihindari oleh bumil itu produk-produk yang claimnya memutihkan, nah dibawah ini aku sertakan kandungan yang harus dihindari oleh ibu hamil yaa. Jadi tips sebelum membeli produk skincare, coba lihat ingredientsnya dan juga baca-baca review yang udah pernah makai. Seneng loh kalau udah mempelajari hal ini. Yukkk jadi bumil yang cerdas dan cerah. Membahagiakan suami dengan kecantikan kita itu ibadah loh😉 Nah terkhusus untuk paraben, kita bakalan susah menghindarinya, karena di sabun mandi, odol, sampo yang kita gunakan pun ada kandungan paraben dan turunannya, menurut sahabat saya yang seorang dokter, paraben yang ada di produk sehari-hari, berada di dosis yang aman untuk digunakan. 

Ada beberapa hal yang harus kita tanamkan dalam mindset kita untuk memulai dan melakukan skincare :
1. Skincare dilakukan seumur hidup, secara terus menerus, konsisten dan telaten.
2. Tidak ada perawatan yang instan

Tahapan Skincare bagi Pemula (Sekaligus produk yang Alfia pakai yaa) :

1. Cleansing (Double Cleansing)

Dulu mikirnya cuci muka pakai facial wash sudah cukup untuk membersihkan kulit. Ternyata ngga, untuk mengangkat sisa make up/skincare yang kita pakai harus diangkat menggunakan produk milk/oil. Awalnya aku nyoba produk oil, tapi malah beruntusan di kening, aku rasa membersihkannya kurang maksimal. Akhirnya beralih ke milk cleanser untuk tahap 1, dilap menggunakan waslap basah, agar pengangkatan sisa-sisa kotoran terangkat paripurna. Setelah itu baru pakai Facial Wash, dan Peeling/Scrubbing 2x seminggu untuk merontokkan kulit mati. Sejak 4 bulan rutin menjalaninya, sekarang wajahku semakin bersih. Dan jarang bermasalah. Tentunya disini aku nyari produk yang aman untuk bumil yaa😊

1. Step Pertama aku pakai Viva Milk Cleanser yang Hijau (Idr 8.700,-)
2. Facial washnya produk Luvital (Idr 69.000,-)
3. Wardah Essential Peeling (Idr 16.000,-)

2. Toning (Double Toning) 

Aku baru tau kegunaan toner setelah masuk group skincare, duh selama ini kemana aja. Yaa begitulah ilmu, semakin tahu, semakin banyak yang harus dipelajari. Oiyaa, sementara ini masih nyoba produk drugstore. Mau upgrade yg produk luar nanti aja setelah lahiran, udah ada sih listnya produk-produk yang rekomended, tapi musti nabung dulu buat belinya😁

Kita bahas satu per satu yaa, dimulai dari Exfloating Toner. Acid toner, atau exfoliating toner, adalah toner yang fungsi utamanya adalah mengangkat sel kulit mati. Salah satu faktor utama kulit kita terlihat kusam atau bahkan butek (lol) adalah sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. Dengan bantuan toner berbahan dasar acid, sel kulit mati ini bisa terangkat dan kulit akan regenerasi dengan sel kulit baru. Nggak cuma itu saja, acid toner juga bisa membersihkan pori-pori tersumbat yang jadi dalang segala jerawat, whiteheads, blackheads, dan teman-temannya. Sel kulit mati terangkat, pori-pori bebas kotoran, tekstur kulit pun jadi lebih halus.

Perlu diingat kalau pemakaian acid toner membuat kulit kita menjadi lebih photosensitive alias rentan terhadap dampak buruk sinar UV. Karena itu, kalau kamu baru mau mulai menggunakan acid toner, wajib banget untuk menggunakan sunscreen setiap hari karena memakai acid toner tanpa sunscreen sama aja percuma. Saya pernah baca suatu tulisan yang mengatakan “If you cannot commit to sunscreen, then you cannot use an acid toner.” Kulit jadi cerah, tapi at the same time nggak dilindungi dari sinar UVA yang bisa memicu flek-flek gelap? Big no.

Yang kedua Hydrating Toner.
Biasanya berbentuk air / lotion. Fungsinya melembabkan kulit apalagi setelah pemakaian acid toner. Adapun fungsi Hydrating Toner adalah :
1. Pengganti Moisturizer
2. Meningkatkan Efisiensi Skincare yang dipakai selanjutnya
3. Menyeimbangkan kadar PH

Produk yang Alfia pakai :
1. Exfloating Toner Wardah White Secret (Idr 70.000,-)
2. Hydrating Toner Hadalabo Gokujyun Putih (Idr 47.000,-)

Btw untuk hydrating tonernya Aku menerapkan ala-ala korea gitu, makainya sampai 7 lapis kalau lagi rajin, 5 lapis kalau lagi males, hadalabo putih ini teksturnya cair, jadi cepet meresap ke kulit, 30 menit cukup untuk 7 lapis kok, dan siap memakai produk selanjutnya. Dan hasilnya wajah jadi kenyal, lembab, berseri gitu.

3. Moisturizing

Moisturizer adalah pelembab alami kulit yang mampu mengembalikan protein keratin. Protein keratin adalah bahan dasar pembentuk kulit manusia. Protein keratin dibutuhkan agar kulit tetap lembab, halus dan sehat. Pada saat kulit kering, kelembaban alami menjadi berkurang dan nilai Ph menjadi rendah karena kekurangan protein keratin. Memakai moisturaizer membantu  dalam menaikkan nilai Ph pada kulit dan meningkatkan produksi keratin.

Kalau untuk tahap ini, aku skip, aku ngga pakai krim khusus (day cream) untuk pagi hari karena sudah cukup ternutrisi dengan serum + aloevera gel. Kalau malem pakai night cream. 

Produk yang digunakan :
1. Serum Luvital (Idr 223.000,-)
2. Night Cream Luvital (Idr 223.000,-)
3. Wardah Hydrating Aloevera (Idr 36.000,-)

4. Protecting

Meski di dalam rumah, tetep wajib pakai sunblock loh. UVA dan UVB yang terkandung pada sinar matahari dapat memberi efek buruk terhadap kulit kita. Seperti kulit terbakar, warna kulit belang, kerutan, flek hitam dan efek paling buruk adalah kanker kulit. Sunscreen membantu melindungi kulit kita dari efek buruk UVA dan UVB.

UVA UVB bisa berasal dari paparan sinar matahari langsung , Uap panas dari api kompor ,  gadget  , Sinar UV tetap menembus kaca rumah.
Produk yang digunakan : Sunscreen Wardah (Idr 30.000,-)

Dan ini dia Urutan Penggunaannya :

1. Skincare Pagi
-Facial Wash Luvital
-Hydrating Toner Hadalabo
-Hydrating Aloevera Wardah
-Serum Luvital
-Sunscreen Wardah
-CC Cream Luvital

2. Skincare Malam
-Milk Cleanser
-Facial Wash Luvital
-Exfloating Toner White Secret
-Hydrating Toner Hadalabo Putih
-Serum Luvital
-Night Cream Luvital
-Hydrating Aloevera sebagai sleeping mask

Aku pribadi merasakan efek perubahannya setelah 4 bulan konsisten menggunakan semua produk ini. Rutinitas merawat ini semakin menyenangkan ketika mendapat dukungan dari suami, dia bahagia juga saat wajah istrinya semakin cerah merona, ciie. Bahkan dia juga yang mengingatkan kalau lagi males, senangnya.😍Ini semua masih skincare untuk pemula loh guys, masih nabung untuk melengkapi yang lain biar lebih paripurna.


Note :
Setiap produk memiliki fungsi masing-masing, dan setelah aku pelajari dan aku aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, aku makin ngga percaya sama satu produk yang diclaim bisa mengatasi semua permasalahan kulit. Aahhh ngeri.
Mengatasi permasalahan kulit pun satu persatu, ngga bisa sekaligus. Semangat mencari ilmu yaa biar ngga terperdaya dengan promosi produk yang overclaim. Untuk review masing-masing produk, tunggu postingan berikutnya yaa😉

Sumber : Group Skincare Learning Mama

Ini Tentang Rasa

Aku memiliki rasa,,,
Yang belum seharusnya ada,,,
Dan ini sungguh menyiksa,,,
Yaa Rabb, aku takut...
Rasa ini membuatku semakin jauh dariMu...
Aku mohon, tunjukanlah jalan lurusMu...
Ikhlaskan hati untuk melepaskan
Mudahkan jika aku bisa memiliki...
Dengan cara terbaikMu yaa Allah,
Dengan cara yang kau Ridhoi,,,

Itulah jeritan hatiku hampir setiap malam, rasa ini benar-benar menyiksaku, menyesakkan batinku. Aku tau aku salah, menyimpan rasa yang belum semestinya ada. Beberapa kali kucurahkan cerita ini kepada orang-orang terdekatku, untuk sekedar mengurangi bebanku, namun tetap saja rasa ini menghantuiku, merusak fokusku, dan mengganggu ibadahku. dia, dia, dia yang seringkali menyelinap dalam fikiranku, membuat perasaanku berdesir tiap waktu.

Mengikuti berbagai kajian pranikah, seminar pranikah, dengan niat aku bisa melepaskan rasa ini, tapi kenapa semakin menguat?
"Yaa Allah, aku ingin menikah, aku takut berlama-lama dengan rasa ini. Mudahkanlah langkahku yaa Allah, tunjukan jalanMu untuk memudahkan semua urusanku." itulah doa yang senantiasa kupanjatkan di penghujung Mei 2016.

Bismillah, aku yang akan memulai niat baik ini. Aku yakin yaa Allah, jika memang benar dia yang Engkau takdirkan untukku, maka Engkau akan memberikan kemudahan disetiap langkahku. Aku memberanikan diri bercerita kepada sahabat terbaikku, ia seringkali menjadi perantara taaruf, dan beliau pun sudah mengenal dia. Hingga pada akhirnya, beliau dan suaminyalah yang menjadi perantara.

Proses itu bermula diawal Juni 2016, saat itu aku memutuskan untuk refreshing sejenak, memanfaatkan liburan panjang dan mengambil cuti beberapa hari untuk berlibur sebelum Ramadhan datang. Awalnya aku tidak pulang ke rumah Ibu di Cilacap, aku pergi ke Panti, tempat tinggalku dan pendidikan tambahanku ketika SMA. Namun ditengah perjalanan, ada pesan yang membuatku merubah rencana.

"Alfi pulang? Ketemu ibu ngga?"
Sesimple itu, tapi mampu merubah semuanya. Dan aku memutuskan untuk pulang ke Cilacap, setelah sekejap bernostalgia di panti asuhan tempat tinggalku ketika SMA. Dan sampai di rumah, kucurahkan semua perasaanku pada Ibu, tentang keinginan untuk segera menyempurnakan agama, tentang proses yang kujalani, dan memohon doa restunya, agar Allah memberkahi langkah ini. Dan aku mulai berani menyebut namanya di depan ibu.

"Mintalah yang terbaik dari Allah, dan teruslah beristikoroh." hanya itu yang ibu katakan, namun mewakili semuanya. Aku semakin mantap untuk melangkah, karena sudah mendapat izin dari orangtua. Saat perjalanan kembali ke Bandung, aku mendapatkan pesan dari sahabatku untuk sesegera mungkin membuat cv. Ahh saat itu rasanya😍

Seminggu setelah bertukar cv, dia mengatakan untuk melanjutkan proses ini. Karena memang sudah kenal, selama proses taaruf tidak ada pertemuan khusus, obrolan via telfon berempat dengan sahabatku dan juga suaminya. Lucu juga kalau dipikir-pikir, kalau ketemu pun seolah there'is nothing. Lempeng aja. Seminggu kemudian dia berniat datang ke rumah untuk menyampaikan niat baiknya, Qodarullah saat itu Guru kami diuji dengan sakit, sehingga dia full bertugas. Dan rencana itu mundur, baru terealisasikan sepuluh hari menjelang Lebaran.

Ahh, jika mengingat perjuangan beliau ketika datang ke rumah benar-benar membuat terharu. Bandung-Cilacap bukanlah jarak yang dekat, dan dia pergi menggunakan motor, saat puasa dan musim hujan pula. Mengandalkan gps, akhirnya dia sampai di rumah tepat jam 10 malam. Disaat hujan deras mengguyur cipari malam itu. Sampai sekarang, kalau lagi ada rasa kesal dengannya, mengingat perjuangannya saat menghalalkanku bikin hati meleleh dan rasa kesal itupun hilang. Paginya, dia baru mengutarakan niat baiknya, alhamdulillah orangtua langsung setuju. Mulailah menentukan tanggal pernikahan.

Kami berdua memiliki prinsip yang sama, ingin pernikahan ini dilakukan secara sederhana, awalnya kami sepakat hanya akad saja, namun dari pihak keluarga menginginkan ada syukuran kecil-kecilan. Keluarlah beberapa tanggal yang dipilih, menyesuaikan jadwal Aa Gym, karena aku ingin beliau yang memberikan khutbah nikah, hingga terpilihlah tanggal 06 November 2016. Ingin dipercepat sebenarnya, namun karena satu dan lain hal, tetap terlaksana di tanggal itu.

Semuanya kami persiapkan masing-masing, aku fokus membuat souvenir, dan dia membuat undangan dan kartu ucapannya, disaat-saat itu jarang sekali ada komunikasi, masih dirahasiakan, hanya pihak keluarga dan orang terdekat yang tau. Dia selalu mengingatkan, pasrahkan semua kepada Allah, dan berusahalah untuk menahan rasa, semua kemungkinan masih bisa terjadi. Agak sulit memang, hehehe rasa berbunga-bunga itu seringkali menyelinap hadir. Untungnya dia bisa menjaga rasa itu dengan baik.

Waktu berlalu begitu cepatnya, sebulan menjelang hari H,  mulai dibentuk kepanitiaan, karena memang konsepnya sederhana, semuanya dikerjakan sendiri, mulai dari dekorasi pelaminan, baju nikah, hidangannya, dll. Alhamdulillah dikelilingi orang-orang baik yang membantu dengan senang hati. Kepanitiaan melibatkan teman kosan, khidmaters sekpim, dan beberapa pelatih SSG. Ahhhh, terharu dengan kerja keras mereka yang berhasil mempersiapkan semuanya dengan baik, walaupun dengan keterbatasan dana. Tangan-tangan kreatif mereka mampu membuat hari bahagiaku sangat berkesan.

Seminggu menjelang hari H, rasanya semakin ngga karuan, ada beberapa konflik namun cepat terselesaikan,  drama-drama kecil menjadi kenangan tersendiri. Tidak ada yang dipingit, karena H-2 pun, calon pengantin pria masih bertugas mendampingi Guru di Aksi 411, dan entah kenapa itu menjadi nilai tersendiri untukku. Aku tau perjuangannya mempersiapkan semua ini, disela-sela kesibukkannnya dalam bertugas.

Daan akhirnya sah...
Melihat air matanya menetes setelah mengikrarkan akad nikah membuat air mataku ikut mengalir. Ahhh rasanya...
Ada kebahagiaan yang tak terhingga, karena selama ini hanya memendam rasa, atau dalam bahasa kekinian mah cinta dalam diam, dan akhirnya dipertemukan dalam ikatan yang halal, dan tanpa pacaran. Masya Allah...

Catatan Kecil Calon Bunda

Semakin mendekati tanggal lahir, padahal masih 14 minggu lagi, tapi kan itu cepet kalau kitanya menikmati. Lagi mikir gimana caranya di trimester 3 ini selalu bahagia, kunci bahagia menurut Aa adalah perbanyak istigfar, karena dengan memperbanyak taubat, Allah akan mengampuni dosa-dosa kita, memberi rezeki yang tidak disangka-sangka dan memberi pertolongan, sebenarnya itu udah kebahagian hqq. Sekecil apapun masalah kalau Allah ngga nolong, ngga akan pernah selesai tuh dan pasti rasanya beraaatttt. Tapi seberat apapun masalah kalau Allah menolong, pasti beres dan meninggalkan hikmah.

But, membiasakannya butuh perjuangan, Insya Allah bisa, mindsetnya harus diubah dulu, dan selanjutnya berjuang untuk mengistiqomahkan. Diawal-awal semangat, ditengah mulai kendor, dan diakhir suka los aja. Harus ada pengingat nih, apa yaa?? Mikir. Cling, ada sebuah ide yang tiba-tiba nyangkut, kan lagi hamil besar, kenapa ngga menjadikan janin sebagai pengingat?

Sebenarnya dibalik ide ini karena dari kemarin kakak ngambeg mungkin, gerakannya ngga begitu terasa sampai pagi tadi. Mulai khawatir deh emaknya, mau periksa hari ini ngga ada jadwal usg, udah dicoba dipancing-pancing, di dengerin murrotal, kajian Aa, dibacain cerita, tetep aja ngga bergeming. Akhirnya emaknya mewek, ngajak ngobrol kakak, sambil ngelus-elus perut dan banyak istigfar, hingga akhirnya ketiduran. Padahal lagi nyimak khutbah Jum'at di masjid Daarut Tauhiid yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat. Tepat jam 13.00 tendangan yang super kuat itu membangunkanku. Masya Allah, senangnya kakak kembali aktif. Sekitar seperempat jam terus aja mengajak bundanya berinteraksi.

"Aku kesel bunda, katanya Bunda mau ngajak aku belajar, tapi pas dengerin ceramah Aa, bunda malah main hp. Kan Bunda janji mau ngajak aku belajar terus. Nah karena bunda udah banyak istigfar, aku aktif lagi deh. Kan aku anak soleh." aku ibaratkan seperti itu arti tendangannya tadi. Biar aku selalu ingat, aku punya janji pada anakku, untuk mengajak ia belajar sejak berada dalam kandungan, hingga besar nanti.

Kalau kakak mulai diam untuk tenggat waktu yang cukup lama tetapi dalam batas waktu kenormalan, itu artinya aku harus banyak intropeksi diri dan memperbanyak taubat. Dan ketika kakak lagi aktif-aktifnya itu artinya waktunya kami belajar bersama. Dan fokusku saat ini hanya 2, mengenalkan Al-Qur'an dan Siroh Nabi. Karena aku ingin ketika ia tumbuh nanti, ia menyukai sejarah. Ia akan belajar bagaimana asam garam orang-orang besar, bisa mengambil kebaikan dan menirunya, juga menemukan kesalahan yang bisa ia jadikan pelajaran. Karena orang yang paham sejarah, akan lebih arif dalam mengarungi kehidupan ini. Itulah yang aku pahami.

Dan kenapa bacaan Al-Qur'an dan kajian yang senantiasa diperdengarkan? aku pernah membaca, suara yang sering ia dengar saat berada di dalam kandungan, bisa membuatnya tenang saat ia sudah terlahir ke dunia. Dan aku ingin hanya lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'anlah dan ceramah tentang agamalah yang membuat ia tenang, bukan musik.

Semakin besar harapan seorang ibu, seharusnya semakin gigih pula ia dalam mempersiapkan. Karena sampai kapanpun, keteladanan akan lebih membekas dalam nurani anak, lebih manjur dibandingkan dengan nasehat. Semoga yang Bunda inginkan saat ini, menjadi pemacu bunda untuk terus belajar yaa nak, agar nantinya tidak salah dalam mendidik dan mengembangkan bakat dan minat yang Allah titipkan di dalam dirimu.

Kamu menjadi pengingat untuk bunda, agar selalu berfikir positiv, selalu berbuat baik dan berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengeluh. Kamulah yang menjadi alarm bunda untuk memperbanyak taubat, memperbanyak beristigfar, karena itulah yang mengundang pertolongan Allah untuk keluarga kecil kita. Kita sama-sama berjuang yaa nak, menikmati hari demi hari, hingga saatnya nanti, bunda bisa memelukmu secara langsung, menimangmu dalam dekapan, dan menceritakan berjuta kisah inspiratif di bumi ini. aamiin

Menjadi Bumil Bahagia

”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

Hari ini jadwalnya USG, pengennya mah cepet-cepet, bisa ngelihat perkembangan kakak, pengen tau jenis kelaminnya, dan mulai hunting perlengkapan serba pink kalau diamanahi anak perempuan. Dan akhirnya digetok sama suami😂 disuruh nyiapin list pertanyaan yang nantinya harus ditanyakan ke dokter atau bubidan baik hati. Enaknya punya suami yang super peduli dengan kehamilan istrinya tuh kaya gini, disaat istrinya mulai sibuk cari-cari referensi baju-baju lucu, tak henti-hentinya sang suami mengingatkan untuk terus mencari ilmu. Dan lebih dalam mempelajari sirah Nabawi, karena Ibu adalah madrasah utama untuk anak-anaknya.

"Mau punya anak yang sholeh kan? Pengen punya anak penghafal Al-Qur'an kan?" tanya suami suatu malam. Aku mengangguk penuh antusias, disisipi cengiran kecil, karena tau pasti mau dapet nasehat cinta.

"Ya udah, makannya Bundanya harus makin banyak belajar, makin rapet ibadahnya, ngga hanya fokus dunianya, rukhiyah Bunda lebih penting. Harus makin kuat meminta pertolongan Allah, Abii juga makin butuh doa dari istri untuk mempersiapkan kelahiran kakak nanti, Bunda boleh bantu abii nyari tambahan, tapi jangan jadi fokus utama. Tugas utama Bunda sekarang banyak-banyak belajar dan berdoa."

Cirembai dong dinasehatin kaya gitu, ini mah nasehat dari Allah, syariatnya terlantun lewat suami. Memang benar, semakin dekat ke bulan kelahiran kakak, harusnya semakin memperkuat ibadah, semakin semangat belajar, karena kita ngga akan pernah tau di depan nanti seperti apa, bisa terus membersamai keluarga tercinta atau syahid dijalan-Nya. Semuanya perlu dipersiapkan, dan semuanya butuh ilmu.

Mau jadi ibu bahagia kan? Meski morning sickness mengganggu aktifitas kita, walau mual-muntah kadang terasa begitu menyakitkan, sensitifitas dan emosi yang susah terkontrol. Bu-ibu, butuh begitu banyak ilmu, supaya bisa menikmati fase-fase itu, dan bersemangat mempersiapkan kehadiran buah hati. Dulu awal-awal hamil dan harus bedrest total hampir 4 bulan lamanya, sempet terbersit pertanyaan, sampai kapan seperti ini?

Suami hanya bilang, "Hadapi, Hayati dan Nikmati. Kalau mau dibawa ke bosan, kamu pasti bosan. Coba masa-masa istirahat ini dimanfaatkan untuk banyak bertanya. Bunda punya temen-temen bidan kan, ada dokter juga kan, ada group juga kan, kuota ngga pernah kosong kan? Manfaatkan itu sebaik mungkin. Jadikan keguguran kemarin menjadi pembelajaran yang berharga untuk Bunda. Abii seneng kemarin-kemarin Bunda semangat belajarnya, bisa cerita ini-itu ke Abi tentang kehamilan, masa sekarang udah hamil semangatnya menurun?"

Atau ibu yang selalu mengingatkan via telfon, "Ini kesempatan kamu untuk semakin banyak belajar, semakin banyak membaca, dan bertanya. Katanya pengen punya anak jenius, udah belum persiapannya? Katanya pengen punya anak-anak penghafal Al-Qur'an, udah sampai mana hafalannya? Interaksi dengan Al-Qur'annya sudah meningkat? Belajar ilmu parentingnya udah sampai mana?" seminggu sekali selalu mendapatkan PR yang membahagiakan dari Ibu. Belajar, belajar dan terus belajar.

Kalau yang ngingetin orang yang punya semangat belajar yang tinggi mah beda rasanya😊 Jadi kebawa semangatnya, Iri dong sama Ibu yang tetap bisa memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu di tengah kesibukannya, masa iya aku yang lagi bedrest ngga dapet apa-apa. Suami dapet pahala khidmat ke guru, mencari nafkah, belajar secara tidak langsung. Masa aku ngga dapet pahala apa-apa? Padahal saat hamil itu waktunya untuk semakin banyak mengumpulkan kebaikan dalam keterbatasan.

Nah sejak saat itu, mulai intens dengerin ceramah Aa Gym, kajian-kajian di MQFM, dan murrotal (tapi masih sedikit), dengerin talkshow tentang parenting, baca-baca artikel tentang kehamilan, tiap ada yang dirasa, nyari tau di mbah google, kalau ngga nanya-nanya di group. Di trimester pertama, aku paling sering nanya tentang kehamilan, sampai ikut 4 group kehamilan, karena dari tiap group dapet ilmu baru, sering curhat juga sama Bu Bidan tiap kontrol, untung punya Bu Bidan yang super baik hati, yang penjelasannya lengkap dan terperinci.

Baca dan terus membaca, bagaimana memilih dan memilah makanan yang baik, mengatasi morning sickness, bagaimana untuk senantiasa mengafirmasi kalimat-kalaimat positiv ke dalam tubuh untuk mengurangi keluhan-keluhan, bagaimana pertumbuhan janin, kapan ia mulai merespon dan apa yang harus dilakukan, sampai-sampai bolehkah ketika hamil tetap perawatan. Hasilnya, masa-masa hamil jadi lebih menyenangkan untuk diriku pribadi dan untuk suami.

Dulu sempet takut mau pake skincare saat hamil, tapi setelah dapet ilmunya, malah makin rajin, dan kata suami, sekarang lebih bersih, lebih cerah, dibandingkan saat awal-awal nikah dan belum hamil. Suami pun jadi ikutan semangat menyediakan dana untuk perawatan istrinya. Kehamilan jangan menjadi alasan untuk berhenti merawat tubuh. Cari tau sebanyak mungkin, gali informasi kepada orang-orang yang ahli di bidangnya, dan bergaulah dengan orang-orang yang berpengalaman, sehingga kamu tidak tersesat dengan kata-kata "KATANYA" tanpa ada bukti yang jelas.

Bumil musti cerdas menyaring informasi, biar ngga mudah terombang-ambing. Bumil musti punya prinsip yang tidak mudah digoyahkan. Tapi lagi-lagi semua itu harus dilandasi dengan ilmu. Semakin banyak ilmu yang bumil miliki, semakin ia mampu menjaga diri dan juga janin yang dikandungnya, semakin cerdas janin yang ada diperutnya.

Ia akan tau bagaimana cara mendidik janin di dalam kandungan, bagaimana mempersiapkan kelahirannya, bagaimana nantinya cara menyusui yang benar, mempersiapkan mpasi perdananya, bagaimana nantinya ketika anak gtm, ketika anak demam, bagaimana vaksinasinya, bagaimana cara menggendong yang benar, dll. Memang terkadang realita berbeda, tetapi bukankah lebih tenang ketika sudah paham ilmunya? Dan bukankah nanti yang kita alami akan menjadi ilmu baru kalau kita mau mengambil hikmah? Jadi masih ragu untuk menuntut ilmu?

Ayo bumil, manfaatkan gadgetmu untuk semakin banyak menambah khasanah ilmu pengetahuan, semakin banyak bersosialisasi dengan ibu-ibu lain yang sudah berpengalaman, bumil butuh komunitas agar senantiasa teringat untuk belajar, memanfaatkan kuota untuk bertanya kepada ahlinya. Banyak-banyak juga membaca sejarah orang-orang besar, bagaimana peran seorang ibu dibalik kesuksesan anak-anaknya. Karena dengan ilmu, bumil akan lebih bahagia menjalani hari-harinya.

Memulai Kebiasaan Baru

Seminggu mendekati trimester tiga, Masya Allah waktu berputar begitu cepatnya. Serasa baru kemarin berjuang melewati morning sikness, sekarang berjuang lagi dengan rasa yang berbeda tentunya. Dua hari yang lalu, saat sedang asyik stalking di Facebook, ngga sengaja baca sebuah koran dari Malaysia, seorang anak umur 2 tahun 8 bulan, sudah hafal 42 surat.

Berlanjut di obrolan group Learning Mama, beberapa member saling membagikan kisahnya dalam membimbing anaknya menjadi ahlul Qur'an, Masya Allah masih banyak yang harus dipelajari untuk hal ini. Jadi banyak intropeksi diri, selama ini interaksi dengan Al-Qur'an masih kurang, tapi punya cita-cita anak menjadi ahlul Qur'an. Duhhh... Padahal orangtua adalah suri tauladan untuk anaknya, jika ingin anaknya baik, orangtuanya dulu yang harus berusaha menjadi baik.

Ternyata membiasakan cinta Al-Qur'an sejak janin masih ada di dalam kandungan. Selama ini pengalaman pribadi masih kurang dalam mendengarkan Al-Qur'an, lebih sering menyimak kajian Aa Gym, dan memang kerasa sejak usia 6 bulan, setiap mendengar suara Guru kami, kakak langsung aktif, entah itu nendang, entah itu salto di dalam perut bundanya. Ahh, semoga menjadi tanda ya nak, nanti ketika kamu tumbuh senang menyimak kajian-kajian, siapapun orangnya. Syariatnya sejak tau hamil, tiap hari dengerin kajian Aa, tiap hari abinya ngajak ngobrol, mungkin kakak di perut jadi familiar dengan suara Abiinya dan Aa.

Nah baru beberapa hari ini setelah membaca bagaimana perjalanan anak di Malaysia itu bisa cepat menghafal, baca cerita temen-temen, mulai mencoba menerapkan untuk mendengarkan Al-Qur'an sesering mungkin. Dua hari ini full juz 30 diputar berulang-ulang, dari pagi sampai pagi lagi ngga dimatiin, paling dijeda pengajian Aa atau kajian ilmu di MQFM, baru menerapkan ini, apa efeknya?? Kakak jadi lebih aktif di perut, responnya meningkat terhadap sentuhan, dan ke bundanya jadi lebih tenang. Alhamdulillah, Bismillah, mulai hari ini bertekad untuk menghiasi rumah dengan bacaan Al-Qur'an, seminggu ini terus-menerus juz 30, minggu depan ganti lagi juz berikutnya, semoga bisa istiqomah, dan menjadi penyemangat untuk Bunda dan Abinya menjadi penghafal Al-Qur'an juga.

Jadi ingat, cerita Teh Icha, anak ke empat Aa Gym, yang bersuami seorang hafidz, ketika menyusui anak sambil murojaah, ketika bermain dengan anak sambil murojaah, dan di rumahnya tak pernah lepas dari murrotal Al-Qur'an, sampai-sampai Ghilman putra pertamanya, setiap mau tidur harus mendengar suara ayahnya membaca Al-Qur'an. Masya Allah, indahnya menjadi keluarga Qur'ani. Kepengen bisa yaa Allah.

Jadi mulai hari ini, bertekad membiasakan hal yang baru di keluarga kami, memperbanyak membaca dan mendengarkan Al-Qur'an. Semoga tekad ini menjadi salah satu syariat untuk mengundang cinta Allah. aamiin

Perjalananku Menanti Kehamilan

fatimahalfi.blogspot.com
Salah satu hal yang kupertanyakan saat proses taaruf, adalah apakah ia ingin pacaran dulu atau langsung memprogram keturunan. Bukannya menjawab ia malah kembali bertanya, "Memang kalau udah punya anak ngga bisa pacaran?" Oke, dari situ aku mengambil kesimpulan,  bahwa setelah nikah pengen langsung hamil. Mulai cari informasi, nanya ke temen-temen yang udah nikah, googling, baca-baca buku, dan berbagai artikel. Dan tiga bulan sebelum menikah, kumulai program kehamilan. Mulai dari meminum susu prenagen esensis, menjaga pola makan, mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat, olahraga, dll. Beli susu ini diem-diem, bikinnya ngumpet-ngumpet, malu sama temen kosan, karena saat proses taaruf, semua masih serba dirahasiakan.

Seiring berjalannya waktu, mulai goyah, dan sebulan menjelang pernikahan, promilnya benar-benar berhenti, disibukkan dengan persiapan pernikahan yang serba diurus sendiri. Tiga hari sebelum pernikahan, tamu bulanan datang, makin banyak yang mendoakan segera mendapatkan keturunan, karena biasanya yang haid saat menikah lebih tokcer. Hanya bisa berharap dan mengaminkan doa-doa itu.

3 Minggu setelah menikah mulai banyak yang berubah, berat badan naik, pinggul makin membeasar, dan mulai merasakan mual muntah. Temen-temen kantor udah pada ngira kalau aku hamil, akunya masih santai karena belum telat haid dan mungkin masuk angin, atau efek menyesuaikan diri dengan perbedaan masa lajang dan ketika sudah berdua. Dan diawal bulan Desember 2016, simerah kembali menyapa, sempat terlintas kesedihan, untung ada suami yang senantiasa menguatkan, dan mengingatkan bahwa ketetapan Allah yang terbaik.

Tapi simerah kali ini berbeda, sudah 10 hari belum juga berhenti, malah yang keluar darah segar. Akhirnya setelah 14 hari kita memutuskan untuk periksa ke bidan, karena nyeri perut yang tak tertahankan saat itu, dan kondisi tubuh mulai drop, mungkin karena kehilangan banyak darah. Dan apa yang terjadi...??? Garis 2 muncul ditespek yang asisten bidan bawa, kita berdua syok melihatnya. Pendarahan 2 minggu ini ternyata karena kehadiran calon janin?

Bahagia pasti, namun rasa was-was lebih menyelimuti. Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hati, namun tak bisa terlontar untuk ditanyakan kepada Ibu Bidan baik hati. Beliau terus menguatkan, memberi afirmasi positiv untuk kami, dan meminta kami untuk memperkuat doa, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Dan sejak hari itu, aku harus bedrest, harus istirahat total. Seminggu lagi diminta kembali untuk usg, melihat bagaimana perkembangannya. Namun dua hari setelah itu, aku kembali mengalami pendarahan yang luar biasa, darah itu mengucur dengan derasnya, diiringi nyeri perut yang tak biasa. Akhirnya mencari opsional pemeriksaan, dan ketika usg, terlihat kantung janin, tapi tidak menempel di rahim, ia terombang-ambing oleh gumpalan darah. Dan akhirnya diputuskan untuk diluruhkan, karena sudah tidak ada lagi harapan. Aku yang biasanya malas minum obat, saat itu harus mengkonsumsi berbagai macam obat-obatan.

Kenapa...???
Berbagai tanya itu muncul, namun pada akhirnya aku bisa mengambil hikmah dibalik kejadian ini. Ini adalah salah satu cara Allah untuk membangun rasa cinta di antara kami, dan dari kejadian inilah aku mulai mempelajari berbagai hal untuk persiapan kehamilan berikutnya. Masa-masa bedrest, full kugunakan untuk membaca seluk-beluk kehamilan, tentang dunia parenting, dll. Ilmu yang selama ini jarang kupelajari karena disibukkan dengan berbagai pekerjaan. Dan sejak saat itulah, aku memutuskan untuk resign. Memulihkan diri setelah 1 bulan full pendarahan, dan mempersiapkan diri menanti kehadiran buah hati selanjutnya.

3 bulan berlalu, namun tanda-tanda kehamilan itu belum juga muncul, dan pasca keguguran itu meninggalkan bekas perut yang besar dan nyeri ketika naik kendaraan. Akhirnya memutuskan untuk pijat, ternyata posisi rahimku bermasalah, seharusnya pasca keguguran ada perawatan khusus, namun karena keminiman ilmu aku biarkan saja, disela-sela proses pijat, emak berkisah, begitu banyak pelajaran yang kudapat selama proses pijat. Salah satunya adalah, Allah akan memberi yang terbaik, saat kita benar-benar siap. Mungkin kemaren Allah ambil karena belum benar-benar siap, masih sebatas keinginan.

Dari nasehat emak itulah, semangat belajar itu mencuat, sambil bisnis sambil belajar, mulai promil lagi, kali ini berbekal ilmu, tidak sekedar coba-coba. Ternyata belajar tentang seluk-beluk kehamilan begitu menyenangkan. Disaat semangat belajar itu tumbuh, Allah kirimkan ahli dibidangnya sebagai syariat bertambahnya ilmu, bergabung di Group Learning Mama, adalah anugerah tersendiri untukku. Mulai juga memperdalam ilmu parenting, karena kami memiliki keinginan untuk menghome schoolingkan anak, dan semua itu butuh ilmu yang tidak sedikit. Perhatian mulai teralihkan, yang semula ngebet ingin segera punya momongan, menjadi fokus mempersiapkan bekal untuk membesarkan anak kelak.

Dipenghujung bulan Juli 2017, aku kembali merasakan tanda-tanda kehamilan, masih ada waktu seminggu menjelang waktunya bulan datang. Namun keyakinan itu begitu kuat, dan akhirnya kuputuskan untuk tespek, taraaa garis dua terlihat begitu jelas. Masya Allah, bahagianya.😇 Selama trimester pertama benar-benar ngerasin perjuangan menikmati mual muntah yang parah. Alhamdulillah, berbekal ilmu yang sudah dipelajari bisa melalui semua itu.

Nah, untuk siapapun yang tengah menanti, tak ada salahnya menunggunya dengan belajar, agar kita semakin siap ketika dititipi. Jikalau ibunya memiliki semangat belajar yang tinggi, secara tidak langsung ia tengah mempersiapkan generasi pembelajar pula. Perbanyak doakan orang lain dalam diam, karena doa kebaikan akan kembali kepadamu. Ketika kamu sudah paham, jangan sungkan untuk berbagi ilmu, karena itulah yang menjadi tabungan amalmu.

Tentang Alfia dan Sebuah Cita-cita

Alfia 2015
Sebenarnya, alfia_collection sudah lahir sejak Oktober 2014, namun karena saat itu masih berstatus sebagai karyawan, disaat banyak orderan malah keteteran. Bermodal Rp 500.000,- dan tutorial dari youtube, aku memulainya. Terus mencoba, dan mengkreasikan, hingga akhirnya memiliki bentuk bros hasil karyaku sendiri, yang sampai sekarang menjadi ciri khas Alfia. Dalam waktu sebulan sudah balik modal, karena memang saat itu bros dari bahan pita satin masih jarang. Pesanan berdatangan dari berbagai kota, bahan bros udah distok sampai satu koper penuh, Qodarullah dipuncak ketenaran, Allah memberi teguran dengan sakit. Karena merasa kerjaan jadi kurang maksimal, akhirnya memutuskan untuk berhenti sementara. Harus mau merelakan pelanggan yang mulai menyukai produk Alfia, selama jeda tak berarti berhenti sama sekali. Memanfaatkan waktu untuk merancang Alfia kedepannya, memperbaikki kualitas dan terus mengupgrade kemampuan.

Di pertengahan tahun 2015, adik sangat menginginkan memiliki sepeda, dan untuk saat itu Bapak dan Ibu pasti tidak bisa menurutinya, karena untuk kebutuhan sehari-hari pun masih terbilang serba terbatas. Mikir gimana caranya bisa mengabulkan keinginan adik, ingin rasanya membahagiakannya, selama ini dia berjuang menahan keinginan, bahkan sehari-haripun ia jarang meminta uang saku. Karena memang jarak sekolah tidak begitu jauh, dan dia paham bagaimana kondisi ekonomi keluarga saat itu.

Kalau mengandalkan gaji bulananku pun tidak memungkinkan, untuk transfer membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berobat kakak pertama pun kadang ngga mampu. Tiba-tiba ada inbox di Facebook, ada temen yang pengen pesen bros. Bismillah, semoga ini menjadi jalan untuk mewujudkan keinginan adikku memiliki sepeda dan bekal untukku pulang ke kampung halaman. Mulai bongkar koper, peralatan semuanya masih lengkap, jadi tak perlu membeli lagi. Mulai lagi mempromosikan ke semua sosmed. Saat itu juga kutuliskan sebuah target, dan dalam waktu sebulan, semua yang kuinginkan bisa terpenuhi. Bahagia, sangat-sangat bahagia bisa membelikannya sepeda baru, meski yang murah, bisa pulang kampung, dll. Lagi-lagi sakit membuat bisnis itu kembali terhenti. Di kantor banyak tugas, sering nglembur, pulang malam, lanjut "jaga lilin" membuat kondisi kesehatanku terganggu. Alhamdulillah sudah sempat membeli bahan baku, lagi-lagi koper itu tertutup.

Souvenir Pernikahan
Yaa Rabb, nanti setelah menikah, aku ingin fokus berbisnis, itulah azamku saat itu. Aku benar-benar ingin mengembangkan alfia_collection, bisa membantu orang lain memperoleh penghasilan tambahan, dan selalu berharap suatu hari nanti alfia bisa punya toko, sehingga bisa semakin banyak memberi manfaat untuk umat. Pertengahan Agustus kembali membongkar koper, kali ini mempersiapakan souvenir untuk pernikahanku nanti. Dan ini salah satu cara kami menghemat budget walimah yang memang diselenggarakan secara sederhana, sekaligus media promosi. hehehe

Dan Allah menjawab semua azamku dulu, di penghujung tahun 2016 aku dinyatakan hamil diluar kandungan, pendarahan selama sebulan lamanya mengharuskan untuk bedrest, dan akhirnya memutuskan untuk resign. Januari 2017 masih istirahat, Di akhir Februari kembali memulai mengembangkan sayap bisnis, sayangnya saat itu tidak memiliki target, jadi perkembangan alfia kurang maksimal, hingga akhirnya muncullah rasa bosan. Dan berhenti lagi, untungnya saat itu sudah jarang ada yang pesan. Padahal omsetnya sudah lumayan, ternyata menjaga keistiqomahan bukanlah suatu hal yang mudah.

Setelah Ramadhan aku dinyatakan positiv hamil, ahhh sungguh sangat bahagia, akhirnya penantian itu terjawab sudah. Sejak saat itupula mengalami morning sickness, dan terbilang cukup parah. Karena pernah mengalami keguguran, dokter menyarankan untuk full bedrest sampai usia kandungan 3 bulan. Selama itu pula ngga ada aktifitas berat, kelelahan sedikit langsung drop, menulis, yaa itulah salah satu hiburanku saat itu, sembari mendengarkan kajian atau talkshow parenting.

Oktober 2017
Suatu hari di bulan Oktober, Learning Mama mengadakan kulwap dengan tema "Logam Mulia" entah kenapa dari situlah muncul keinginan untuk bisnis lagi, menabung, dan bisa berinvestasi. Mulai lah jadi reseller sambel, bantal, dll. Mulai berani membuat target, saat itu targetnya di bulan ini bisa beli 1 gram logam mulia. Alhamdulillah, ada aja pesanan yang masuk, karena semangat itu juga mungkin keluhan selama kehamilan mulai berkurang, akhirnya kembali menyentuh pita-pita kesayanganku yang mulai berdebu. Mulai mengeksplorasi bentuk lagi, dan munculah bros premium, dan bros super mini. Animo masyarakat sungguh luar biasa, di akhir bulan Oktober, aku bisa membeli 1 gram. Ahh bahagia rasanya😍 Bisa bantu-bantu keuangan sehari-hari pula.

November mulai membuat target baru, baru juga seminggu, semua sudah terpenuhi, Masya Allah, karena memang saat itu, targetannya untuk diri pribadi dan membeli kado untuk suami. Mulai lesu lagi, namun suatu kejadian membuatku segera bangkit, dan disaat itulah aku menuliskan target yang besar. Selama ini kami mengontrak sepetak kamar di daerah gegerkalong, pasti inginlah ketika bayi lahir nanti, bisa ngontrak rumah, biar lebih nyaman tentunya. Untuk daerah gerlong sendiri satu rumah berkisar dari 18-25 juta pertahun. Kenapa harus di gerlong? Karena tugas suami yang harus selalu siap kapanpun, jarak yang dekat dengan tempat kerja memudahkan mobilitasnya, dan aku sangat mendukung khidmat beliau kepada Guru dan keluarganya. Dan juga keinginan Ibu untuk berlama-lama menuntut ilmu di Daarut Tauhiid, kalau ada rumah anaknya di daerah sini, pastilah lebih nyaman jika harus bolak-balik ke masjid. Menjelang lahiran pun pasti banyak kebutuhannya.

Promo Bros Serba 20ribu
Oleh karena itu target kali ini besar, bismillah semua ini untuk membantu suami, ditengah keterbatasanku mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Masya Allah, ketika target besar telah tertulis, Allah membimbing langkah ini untuk terus menemukan solusi. Mau ngga mau harus berfikir kreatif agar alfia terus berkembang, paling tidak sampai menjelang lahiran nanti. Setiap liat target semangat terpacu, insya Allah bisa terpenuhi, dan tak lupa terus bershalawat kepada Nabi.

Sekarang setiap hari ada aja pesanan, yang dulu sebulan hanya produksi kurang lebih 400 pcs, sekarang dalam waktu 10 hari bisa memproduksi 600 bros. Allah yang menggerakkan hamba-hambaNya sebagai jalan terwujudnya target besar kali ini. Semakin banyak yang menjadi reseller, semakin terbuka celah-celah untuk membuka pintu rezeki atas izinNya. Dan ada kebahagiaan tersendiri saat bisa menjadi jalan orang lain mendapatkan tambahan rezeki, syariatnya menjadi reseller Alfia. Inilah yang selalu dipesankan ibu, berusahalah sebisa mungkin menebar manfaat untuk umat dengan potensi yang kamu miliki.

Headpiece, Produk terbaru Alfia
Doakan yaa sahabat, siapapun yang membaca artikel ini, semoga sebelum lahiran bisa terwujud keinginan untuk mengontrak rumah, sehingga bisa memfasilitasi sahabat-sahabat yang ingin belajar membuat keterampilan, salah satunya bros ini. Sehingga nanti alfia bisa terus berkembang, pasar sudah ada, namun masih kurang orang untuk bagian produksi, selama ini masih mengerjakan sendiri. Semoga segera bisa bersinergi dengan sahabat yang lain.

Jikalau sahabat ingin berhasil dalam berbisnis, beranikan diri untuk membuat target, yakini bisa terwujud, dan mohonlah pertolongan Allah. Perbanyak berbagi, terutama kepada orangtua, insya Allah, semua akan yang terbaik akan terwujud pada waktunya. Jangan pernah lelah untuk berpromosi, meski saat ini belum laku, terus belajar untuk membangun branding, mencari ilmu yang menunjang untuk berbisnis, dan selalu niatkan langkah kita ini sebagai bentuk kebermanfaatan kita untuk umat.

Bagi sahabat yang berminat menjadi reseller Alfia Collection, silahkan hub : 082220300907

Secuil Pelajaran dari Bandung Entrepreuner Day

Untuk yang pertama kalinya mengikuti BED alias Bandung Entrepreuner Day, sayangnya ngga bisa ikut sampai selesai, padahal materi-materi penghujungnya seru-seru. Balada bumil, ngga betah duduk lama dengan kaki menggantung, sehingga dipertengahan acara memutuskan untuk pulang, kaki mulai bengkak. Meski singkat, tapi banyak sekali ilmu dan pelajaran yang di dapat. Diawali sambutan dari salah satu Gubernur terfavorit, Bapak H. Ahmad Heryawan. Salah satu kata-kata yang paling membekas adalah "Tidak ada hal yang besar, tanpa pemikiran yang besar."

Materi Pertama di sampaikan oleh Agus Santoso, beliau adalah Founder CIMB Comunity. Beliau membagikan perjalanan hidupnya, bagaimana ketika kegagalan demi kegagalan menimpanya, kehilangan uang ratusan juta, ditinggal oleh keluarga, hingga menjadi seorang gelandangan. Beliau sudah melalui masa-masa sulit dititik nol, namun saat gagal dan terjatuh itulah beliau menggunakannya untuk melompat lebih tinggi dan berlari lebih kencang. Menjadikan kegagalan sebagai titik balik menuju keberhasilan.

Beliau mulai mencari-cari apa kesalahannya selama ini, menemui banyak orang untuk belajar, hingga akhirnya beliau menyadari bahwa selama ini mengerjakan sesuatu yang bukan kemampuannya. Kesadaran itulah yang menjadi salah satu pemicu kebangkitan dirinya. Beliau berpesan, "Fokuslah pada kekuatanmu, dan kekurangan bisa disiasati."

Selama ini, masyarakat cenderung berusaha memperbaikki kekurangan, contohnya, ketika nilai matematika jelek, orang akan belajar mati-matian pada bidang study itu, yang ikut leslah, belajar ke teman yang pandai matematika, dan berbagai upaya untuk memperbaikki. Namun ia melupakan kemampuan yang menonjol, semisal nilai bidang study bahasa selalu tinggi. Padahal, seharusnya yang menjadi kemampuan itulah yang terus dikembangkan,  jikalau terlalu fokus pada kekurangan, maka sambutlah kegagalan di depan mata.

Tugas kita bukan menjadi orang yang sempurna, setiap manusia dilengkapi dengan kelebihan dan kekurangannya. Dan kebanyakan orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang berusaha semaksimal mungkin mengembangkan potensi dalam dirinya. Dan bisa berdamai dengan kekurangannya. Secuil hikmah, semoga bermanfaat.

Adverstisement

Adversitement